Akuntansi Menejemen
Case: Blue-corn Foods
Dosen pengampu: Mahfud
Sholihin, Ph.D
Oleh:
Widya Septiani (11/315655/EK/18467)
Leni Melita Simamora (11/315670/EK/18477)
Yulyta Trisna P. (11/315716/EK/18513)
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013
Blue-Corn
Foods, Inc
Pada awal tahun, Rosita Mendez, Direktur Utama Blue-Corn
Foods, Inc, melihat kembali hasil dari perusahaan beberapa tahun belakangan
ini. Ia sangat senang karena ketika melihat laporan laba rugi ia melihat bahwa
penjualan menunjukkan peningkatan dan biaya menurun. Laba operasi meningkat
signifikan. Rosita meyakini bahwa kemajuan ini merupakan hasi dari penerapan
standard costing system di awal tahun lalu.
Di awal tahun, tahun lalu, Rosita juga melihat hasil
kinerja Blue-Corn Foods. Namun pada saat itu, ia merasa kecewa pada hasil
kinerja perusahaan pada tahun sebelumnya. Penjualan menurun, biaya-biaya diluar
kendali, dan pengendalian kualitas berkurang. Bagian tertimbang pemerintah
sudah beberapa kali mendenda Blue-Corn Foods karena mengisi kantung makanan
terlalu sedikit.
Rosita menghubungi pengontrol Blue-Corn Foods, Mel
Hamilton. Mel mengusulkan bahwa dibutuhkan pengendalian biaya dan kualitas yang
lebih baik. Mel meyarankan agar mulai menggunakan standard cost system. Mel menjelaskan sistem ini dapat mengatasi
berbagai kekhawatiran yang Rosita rasakan. Standard
cost system dapat mengenggarkan
biaya untuk bahan baku, tenaga kerja, dan overhead untuk tiap unit yang
diproduksi. Mel menunjukkan juga bahwa sistem ini dapat memberikan peringatan
dini pada masalah pengisian tiap kantong makanan. Para manajer produksi dapat
diminta pertanggungjawabannya dalam memenuhi berbagai stadar yang ditetapkan
tersebut.
Rosita menyetujui untuk menerapkan sistem ini, tetapi
sebagai uji coba, Rosita meminta Mel untuk melakukan percobaan untuk lini
produk Bluechitos.
Setelah setahun berjalan menggunakan sistem tersebut,
Rosita sangat senang melihat peningkatan yang terjadi. Masalah dengan kantung
yang diisi terlalu sedikit teratasi. Manajer Bluechitos juga merasa sangat
senang karena dengan penerapan sistem tersebut departemennya terbantu dari segi
standar harga dan kuantitas yang baru untuk anggaran tahun yang akan datang.
Para manajer lini produk lain melihat hal ini dan juga ingin menerapkan sistem ini di pada lini produk mereka.
Rosita berpesan pada Mel agar menerapkan standard
cost system pada setiap lini produksi.
Pertanyaan dan Jawaban
1.
Apa yang memotivasi rosita untuk
mengimplementasikan sistem pengendalian biaya yang lebih formal?
Untuk
pertama kali mengimplementasikan sistem pengendalian biaya ini, Rosita
mendapatkan informasi dari pengontrol Blue-Corn Foods, Mel Hamiton. Mel mengatakan bahwa dibutuhkan pengendalian
biaya dan kualitas yang lebih baik, yaitu sistem standard costing dapat mengatasi berbagai kekhawatiran Rosita mengenai
penjualan yang menurun, biaya yang diluar kendali, dan pengendalian kualitas
yang berkurang. Dengan menerapkan sistem standard
costing perusahaan dapat menentukan biaya dan kuantitas standar untuk bahan
baku, tenaga kerja, dan overhead
sehingga untuk biaya-biaya yang akan dikeluarkan selama proses produksi dapat
dikendalikan dengan baik. Sistem ini ternyata memberikan dampak positif setelah
satu tahun dijalankan
pada lini
produk Bluechitos. Dimana
lini produk ini setelah menggunakan sistem standard costing terbantu
dari segi standar harga dan kuantitas yang baru untuk anggaran tahun yang akan
datang. Akhirnya Rosita menginginkan agar sistem pengendalian biaya ini diterapkan
di semua lini produsi.
2.
Mengapa standard cost system memberikan informasi pengendalian yang lebih
terperinci?
Standard cost system membantu perencanaan dan pengendalian operasi serta
memberikan informasi yang lebih jelas mengenai dampak dari berbagai keputusan
manajerial terhadap tingkat biaya dan laba. Sehingga dengan
menggunakan standard costing, kita
bisa memperkirakan kisaran berapa biaya yang harus kita keluarkan untuk bahan
baku, tenaga kerja, dan overhead. Kemudian menentukan biaya-biaya bahan baku,
tenaga keja, dan overhead untuk setiap unitnya. Akhirnya departemen produksi dapat
bekerja secara efisien dan dapat menentukan harga yang tepat untuk sebuah
produk dalam artian tidak undercosting
maupun overcosting.
Selain itu, sistem standar costing juga dapat digunakan
untuk mengendalikan harga karena nantinya akan
dibandingkan dengan biaya
aktual
agar dapat mengetahui apakah
efisien atau tidak. Dengan membandingkan antara actual cost dengan standard
cost kita dapat mengetahui kinerja direct
labor. Keefektifan
pengendalian harga sangat tergantung pada pengetahuan mengenai biaya yang
diperkirakan akan dikeluarkan.
3.
Jenis pengendalian apa yang telah
diterapkan dengan penggunaan berbagai standar tersebut?
·
Pengendalian anggaran
·
Pengendalian tenaga kerja
·
Pengendalian harga
·
Pengendalian efisiensi departemen
produksi
·
Pengendalian
biaya
4.
Bagaimana standar dapat digunakan untuk
mengendalikan biaya?
Keefektifan pengendalian biaya sangat tergantung pada
pengetahuan mengenai biaya yang diperkirakan akan dikeluarkan. Standard cost
menjadi pedoman yang terkait variasi-variasi biaya. Pengetahuan tentang biaya
ini mendorong kita untuk menghemat biaya dan meningkatkan efisiensi pada semua
lini produk.
Dengan
menentukan standar-standar pada setiap komponen biaya produksi suatu produk,
maka proses produksi akan dilakukan sebaik-baiknya, menghindari dengan cermat
setiap kesalahan-kesalahan produksi yang mungkin terjadi karena pada dasarnya
telah ditentukan standar biaya dan departemen produksi harus bekerja sesuai
standar agar kinerja mereka dinilai baik. Dengan adanya standar juga telah mematok
porsi biaya yang dikeluarkan untuk bahan baku, tenaga kerja, dan overhead sehingga dapat dikendalikan
dengan mudah dengan membandingkannya nanti dengan actual cost.
--------
Daftar pustaka :
Hansen,
D.R. and Mowen, M.M. 2007. Management
Accounting.8th edition, Cincinati : South-Western College Publishing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar