Akuntansi Menejemen
Case: Mc Farland
Dosen pengampu: Mahfud
Sholihin, Ph.D
Oleh:
Widya Septiani (11/315655/EK/18467)
Leni Melita Simamora (11/315670/EK/18477)
Yulyta Trisna P. (11/315716/EK/18513)
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013
Mc Farland
Selama bertahun-tahun, teman dan
keluarga Janet Mc Farland meracau jeli
dan salsa buatan sendiri. Janet mengkalengkan beberapa galon salsa secara
tradisional, membungkusnya, dan
mengirimnya sebagai hadiah. Teman-temannya menyarankan Janet untuk menjual barang-barang
itu dan mendapatkan keuntungan. Akhirnya
janet memutuskan untuk mencobanya.
Pertama,d ia memutuskan untuk berkonsentrasi pada satu
produk, salsa hijau kaktus yang telah mendapat sambutan hangat. Dia memberikan
stoples, tutup, dan label. Selain itu, janet menjalin hubungan dengan kantor penyuluh pertanian lokal dan belajar
cukup banyak tentang hukum yang mengatur penjualan makanan. Salah satu sumber
yang mengejutkan adalah bahwa dia harus mendapat konfirmasi dari ahli bahan untuk
salsanya. Biasanya, janet menambahkan sedikit ini dan sedikit itu tanpa
mempertimbangkan ukurannya. Makanan diminta untuk diberi label nama masing-masing
bahan dan proporsi jumlahnya. Hal itu penting apakah ancho atau problano cabai
yang digunakan dan dalam proporsi berapa. Janet membutuhkan resep standar. Dia meminta
seorang ahli kimia makanan profesional untuk menganalisis resep dan proporsi
bahan produknya.
Janet berkeliling ke sejumlah toko
kelontong dan toko-toko suvenir di daerah. Beberapa bersedia untuk konsinyasi saham
produknya, menempatkan beberapa botol di
kasir, yang lain diletakkan di ruang pajang tetapi membutuhkan biaya rak
untuk itu. Dia tahu bahwa berkeliling ke toko-toko, memeriksa penjualan dan
persediaan, dan mengunjungi calon pelanggan akan memakan waktu . Sebelum memulai produksi, Janet
berkonsultasi dengan akuntan keluarganya, Bob Ryan.
Bob mengatakan, karena produknya
masih baru, dia pikir harga sebesar $ 4,50 akan masuk akal. Bob mengambil harga
yang diusulkan dan biaya yang dia perkirakan, dan melakukan beberapa analisis
impas cepat. Tetapi, ada kabar buruk, dengan
harga $ 4,50 per jar, Janet akan rugi. Lebih buruk lagi, meningkatkan kuantitas
penjualan hanya akan membuat kerugian menjadi lebih besar. Sebagai seorang
teman dan penasihat bisnis, Bob memutuskan untuk membantu janet kembali metode
yang diusulka nya membuat salsa, untuk melihat apakah biaya variabel dapat
dikurangi. Jika dia tidak bisa menemukan cara untuk mendapatkan biaya variabelnya
di bawah harga, usahanya tidak pernah bisa sukses.
1. What kinds of variable and fixed costs do you think janet will incur?
Variable cost adalah biaya yang secara total
berubah-ubah sesuai dengan volume produksi, penjualan ataupun banyaknya
aktivitas yang dilakukan. Biaya
variabel memiliki hubungan searah dengan jumlah unit yang diproduksi atau
aktivitas yang dilakukan. Hubungan searah ini maksudnya adalah semakin banyak
unit yang kita produksi atau semakin banyak aktivitas yang kita lakukan, maka
akan semakin banyak biaya variabel yang kita keluarkan.Dalam kasus McFarland ini, biaya variabelnya antara lain biaya
bahan
baku, upah tenaga kerja langsung, dan biaya overhead.
Sedangkan fixed cost adalah biaya yang secara
total tidak mengalami perubahan,walaupun ada perubahan
volume produksi atau penjualan (dalam batas tertentu).Dalam kasus Mc Farland ini, biaya tetapnya antara lain gaji, penyusutan aktiva
tetap, sewa gedung,
penyewaan rak di toko-toko dan
lain sebagainnya.
2. Given bob’s initial assessment that the variable costs are higher than the price what is wrong with janet’s thought that selling more is the way to go?
Janet berpikir bahwa
dengan harga yang ia tetapkan dia dapat menjual lebih banyak, hal ini salah
besar sebab harga jual yang ia tetapkan lebih rendah daripada biaya biaya yang
ia keluarkan. Sehingga apabila hal tersebut dilakukan maka ia akan menderita
kerugian. Semakin banyak jumlah barang yang ia jual, semakin besar pula kerugian yang ia
tanggung.
3. How important is break-even analysis to a firm? Do
you suppose that large companies do break-even analysis as well as small
companies?
Titik
Impas (Break Even Point) adalah titik dimana total pendapatan sama dengan total
biaya, titik yang terjadi
ketika
total pendapatan
sama
dengan
total pengeluaran
dimana laba sama dengan nol sehingga
perusahaan
tidak memperoleh keuntungan tetapi tidak pula menderita kerugian.
Baik perusahaan
besar maupun perusahaan kecil, seharusnya menganalisis break even point, karena
dengan analisis tersebut perusahaan dapat mengetahui target penjualan minimal
yang harus dicapai agar tidak mengalami kerugian. Selain itu, kegunaan dan manfaat analisis break even point bagi
manajemen
perusahaan
antara
lain :
·
Sebagai dasar
dalam merencanakan kegiatan operasional
dalam usaha mencapai laba tertentu.
·
Sebagai dasar
untuk mengendalikan kegiatan operasi yang sedang berjalan yaitu sebagai alat untuk mencocokan
antara realisasi dengan angka-angka dalam perhitungan Break Even Point.
·
Sebagai bahan
pertimbangan dalam penentuan harga jual yaitu setelah diketahui hasil
perhitungan menurut hasil analisa Break Even dan laba yang ditargetkan.
·
Dasar
pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang harus dilakukan seorang manager
suatu perusahaan.
·
Memberikan informasi
mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan
kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan.
·
Mengevaluasi laba dari
perusahaan secara keseluruhan.
4. Why
is the concept of breaking even important? Doesn’t janet want to make a profit?
Break even point digunakan
untuk menganalisis jumlah minimum produk yang harus di hasilkan atau terjual
agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Tujuan dari break even point adalah
mencari tingkat aktivitas dimana total pendapatan sama dengan total
pengeluaran, menunjukan target penjualan minimal yang harus diraih
serta memungkinkan
perusahaan mengetahui apakah mereka
beroperasi dekat atau jauh dari titik impas. Sehingga,
Janet memerlukan analisis break even point sebagai dasar untuk mengetahui target penjualan minimal yang harus diraih agar tidak mengalami kerugian dan
dapat memperoleh laba yang diinginkan.
5. Janet
doesn’t know what price to charge. How could she get a better idea?
Price
to charge yang sebaiknya ditetapkan
untuk periode awal bisnisnya adalah harga yang melebihi biaya yang ia keluarkan
atau minimal sama dengan biaya yang ia
keluarkan (minimal pada titik BEP). Baru kemudian apabila produknya sudah
dikenal masyarakat/ pasar, dia dapat menaikkan harganya lagi untuk mendapatkan
keuntungan yang lebih besar.
Daftar pustaka :
Hansen,
D.R. and Mowen, M.M. 2007. Management
Accounting.8th edition, Cincinati : South-Western College Publishing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar