Akuntansi
Menejemen
Case:
Roberts Truck Products (RTP)
Dosen
pengampu: Mahfud Sholihin, Ph.D
Disusun
Oleh:
Widya Septiani (11/315655/EK/18467)
Leni Melita Simamora (11/315670/EK/18477)
Yulyta Trisna P. (11/315716/EK/18513)
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013
Roberts Truck Products
(RTP)
Rick Anderson, direktur
utama dan pemilik Roberts Truck Products (RTP, Inc.), merasa senang sekaligus
khawatir. Dia senang karena perusahaannya pemimpin pasar dalam panel instrumen
elektronik untuk truk muatan berat dan memiliki pangsa pasar untuk silinder
hidrolik. Dia khawatir karena perusahaannya sedang menghadapi lingkungan bisnis
yang persaingannya meningkat. Perusahaannya harus mencari berbagai cara yang
lebih baik untuk membuat keputusan bisnis yang strategis serta mengumpulkan
informasi yang akurat dan handal dalam memfasilitasi dalam mengambil keputusan.
Selain itu, dibutuhkannya efisiensi yang lebih baik dengan cara berbagai proses
operasional perusahaan perlu digabungkan, mengurangi pemborosan, serta kualitas
dan kinerja pengiriman perlu diperbaiki.
Rick mengatakan
kekhawatirannya kepada Michele-Dawn Barker, managing partner salah satu
firma konsultan local yang menyarankannya agar mengimplementasikan activity-based
management (ABM). Ketika Rick menyebutkan bahwa RTP, Inc. sebelumnya
mengimplementasikan sistem activity-based costing (ABC), Michele
menyatakan bahwa ABC adalah kunci dari sistem ABM. Kemudian Michele menawarkan
diri untuk mengunjungi RTP, mempelajari berbagai operasinya dan membuat
proposal formal untuk implementasi sistem ABM.
Dalam proposal Michele,
dinyatakan bahwa berdasarkan GAAP, saat ini RTP membebankan biaya penjualan,
penyediaan barang, dan distribusi pada periode di mana biaya tersebut muncul.
Belum ada usaha untuk menelusuri berbagai biaya ini berdasarkan setiap pelanggan
atau kelompok pelanggan. Berdasarkan penelusuran ditemukan banyak pelanggan RTP
yang tidak menguntungkan. Ada persentase kecil pelanggan dan produk yang
sesungguhnya berkontribusi pada sebagian besar laba RTP. Hasil ini menunjukkan
RTP membutuhkan perhitungan biaya yang lebih akurat agar RTP dapat mengelola
berbagai produk dan pelanggannnya dengan baik. Michele akan memberikan laporan
yang terperinci dengan berbagai saran yang spesifik untuk mengubah bauran
produk dan pelanggan RTP agar laba dapat ditingkatkan. Michele yakin berbagai
perubahan yang disarankan akan memungkinkan RTP meningkatkan laba bersih paling
tidak sebesar 200 persen. Selain itu, penilaian yang akurat mengenai
perhitungan biaya atas para pemasok RTP dapat menghasilkan kenaikan
profitabilitas tambahan.
Karena berbagai proses yang
ada bergantung pada berbagai aktivitas, dibutuhkan manajemen aktivitas. Activity-based
management mengidentifikasi berbagai aktivitas, biaya aktivitas, output
aktivitas dan nilai aktivitas bagi organisasi. Output sistem activity-based
management adalah input yang sangat penting untuk sistem kinerja manajemen.
Selain itu, karena inti activity-based
management adalah sisi ekonomis bagi perusahaan, activity-based
management memfasilitasi dan mendukung tujuan pengurangan pemborosan yang
penting untuk meningkatkan posisi bersaing RTP.
Rick yakin bahwa informasi
biaya yang lebih baik akan membantunya mengurangi pemborosan dan meningkatkan
laba, sehingga Rick ingin mengimplementasikan sistem activity-based
management.
Pertanyaan
:
1.
Why
is accurate cost information about customers and suppliers important?
2.
What
is wrong with the claim that all customers are good customers?
3.
Will
accurate cost information guarantee that a firm is competitive?
4.
How
can managing activities increase efficiency?
5.
How
can we determine whether activities are of value to a firm?
6.
What
role, if any, do cost reports play in managing activities?
Jawaban
:
1. Informasi
biaya yang akurat
penting karena biaya merupakan menjadi
dasar dalam pengambilan keputusan dalam menentukan harga jual pokok produksi yang nantinya
akan digunakan untuk menentukan harga jual produk dan laba yang diinginkan
perusahaan. Tersedianya informasi biaya yang akurat dapat digunakan untuk
mengetahui penyebab timbulnya biaya tersebut sehingga biaya produksi dapat
dikendalikan. Informasi biaya terkait supplier juga sangat penting. Dengan mengetahui informasi biaya tersebut, perusahaan
dapat menentukan berapa harga yang akan dikeluarkan perusahaan untuk
mendapatkan bahan baku atau produk dari supplier yang nantinya akan
digunakan sebagai dasar penentuan harga pokok produksi. Selain itu, informasi
biaya tentang pelanggan juga perlu
diketahui. Perusahaan dapat menghitung berapa biaya yang
diinginkan dan mampu dikeluarkan oleh konsumen untuk membeli produk sehingga
penentuan harga jual kepada konsumen tepat, tidak terlalu tinggi atau terlalu
rendah.
Dengan penghitungan biaya yang lebih akurat, hasil
penghitungan harga pokok produksi
yang menunjukkan
besarnya biaya produksi yang sebenarnya dikeluarkan dalam proses produksi dapat ditentukan dengan tepat.
Perhitungan biaya yang tidak tepat dapat merugikan perusahaan karena penetapan harga
pokok produksi merupakan dasar untuk menentukan harga jual dan besarnya laba
yang diinginkan, mengukur efisiensi produktivitas perusahaan serta menjadi
pedoman untuk pengambilan keputusan bagi manajemen perusahaan.
2. Tidak
semua konsumen
merupakan konsumen
yang baik, pasti selalu ada konsumen
yang menuntut lebih daripada konsumen
yang lain. Sebenarnya, baik-buruknya
perilaku pelanggan dalam menanggapi produk suatu entitas bisnis dapat
dipengaruhi oleh performa perusahaan itu sendiri dalam menyediakan produknya. User experience adalah hal yang krusial
bagi profitabilitas perusahaan. Apabila perusahan gagal memberikan user experience yang prima, potensi
kerugian pun dapat muncul. Sisi konsumen mengharapkan bahwa perusahaan dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginannya dengan baik. Namun bagi perusahaan tertentu
hal tersebut mungkin dianggap
hal yang sulit untuk dilakukan karena melampaui kapasitas kemampuannya dalam menyediakan layanan. Apabila hal tersebut
dibiarkan, dapat berdampak negatif bagi perusahaan. Konsumen mungkin saja dapat
berperilaku buruk misalnya dengan menceritakan pengalaman buruknya kepada
orang-orang disekitarnya tentang
produk dan layanan dari perusahaan tersebut. Hal demikian
dapat berakibat buruk terhadap
reputasi bisnis dimata para konsumen dan calon konsumen serta dapat mempengaruhi konsumen lain untuk tidak
lagi menjadi pelanggan. Sisi positifnya, pernyataan negatif
konsumen tersebut dapat dijadikan tolok ukur kinerja perusahaan dan dapat
sebagai motivasi untuk menjadi lebih baik dimasa yang akan datang. Oleh karena
itu, perusahaan harus terus berinovasi dalam menyediakan layanan kepada
konsumen agar semua pelanggan dapat menjadi pelanggan yang baik.
3.
Informasi biaya yang akurat dapat
membantu perusahaan untuk tetap menjaga eksistensinya di dalam persaingan
bisnis yang semakin luas. Informasi biaya yang akurat dapat menjadi pedoman
atau tuntunan dalam rangka melakukan improvement
secara berkelanjutan untuk menghasilkan barang dan jasa dalam menghadapi
persaingan bisnis yang dinamis. Tersedianya informasi biaya yang akurat
perusahaan dapat membantu manajemen mengambil keputusan yang lebih baik, mengurangi
biaya, meningkatkan produktivitas, meningkatkan kualitas produk dan
meningkatkan kemampuan untuk menyediakan berbagai kebutuhan pelanggan dengan
lebih baik lagi sehingga perusahaan dapat dikelola dengan efektif dan efisien.
Hal ini dapat menurunkan biaya produksi sehingga harga jual dapat ditekan yang
pada akhirnya harga
produk yang ditentukan mampu bersaing di pasaran.
4.
Pengelolaan aktivitas dapat meningkatkan
efisiensi dengan Analisis aktivitas. Analisis aktivitas dimaksudkan untuk
menganalisis aktivitas-aktivitas apa saja yang memberikan kontribusi bagi
perusahaan (aktivitas bernilai tambah) dan aktivitas apa yang tidak memberikan
kontribusi bagi perusahaan (aktivitas tidak bernilai tambah). Untuk mencapai low cost producer, perusahaan tidak menggunakan
aktivitas yang tidak bernilai tambah dalam operasinya sehingga efisiensi
aktivitas perusahaan akan tercapai. Penerapan ABM sebagai hasilnya akan dapat
meningkatkan nilai produk yang diterima konsumen dan meningkatkan laba
perusahaan.
5. Aktivitas yang memiliki nilai tambah bagi perusahaan
adalah berbagai aktivitas yang dibutuhkan untuk dapat bertahan dalam bisnis.
Aktivitas yang memiliki nilai bagi perusahaan jika aktivitas yang dilakukan
menghasilkan perubahan kondisi, perubahan kondisi yang tidak dapat dicapai
melalui aktivitas sebelumnya dan aktivitas yang memungkinkan berbagai aktivitas
lainnya dilakukan.
6. Peran
dari laporan biaya dalam mengelola berbagai aktivitas yaitu dapat
mengidentifikasi aktivitas yang memiliki nilai tambah bagi perusahaan. Apabila
berbagai aktivitas yang bernilai tambah bagi perusahaan telah teridentifikasi, kita dapat menetapkan biaya bernilai
tambahannya yaitu berbagai biaya yang timbul dari melakukan berbagai aktivitas
bernilai tambah dengan efisiensi yang sempurna.
Daftar Pustaka :
Hansen,
D.R. and Mowen, M.M. 2007. Management
Accounting.8th edition, Cincinnati : South-Western College Publishing (HM).
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar